Kamis, 27 Maret 2014

Kejadian Iqbal Saputra terkait dengan Psikologi



Kejadian Iqbal Saputra terkait dengan Psikologi


Seorang balita bernama Iqbal Saputra (3,5) ditemukan luka-luka disekujur tubuhnya di wilayah Pamulang, Tangerang. Iqbal merupakan korban penculikan oleh pria bernama Dadang (29).

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, menuturkan, saat ia menemui Iqbal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, kondisi Iqbal sangat mengenaskan.

"Iqbal ini merupakan korban penculikan atas nama Dadang. Kondisi Iqbal sangat mengenaskan. Bibirnya pecah seperti digunting, buah zakarnya pecah, lengannya patah, dada dan punggung ada bekas sundutan rokok, juga luka yang masih menganga tusukan paku panas di perut," kata Arist kepada Okezone, Sabtu (15/3/2014).

Iqbal diketahui hilang sejak dua bulan lalu di wilayah Senen, Jakarta Pusat saat ibunya tengah berdagang di pinggir jalan. Saat itu, Dadang menculik Iqbal dan kemudian dijadikan pengamen.

"Iqbal dieksploitasi secara ekonomi oleh Dadang sebagai pengamen dan harus mendapatkan Rp40 ribu per hari. Jika tidak akan mengalami penyiksaan seperti kondisinya saat ini," ungkap Arist.

Iqbal sebelumnya ditemukan warga tengah mengamen dengan kondisi luka parah dan demam tinggi.

"Dia (Iqbal) masuk ke RSUD Koja Kamis sore. Ada yang menemukan anak ini dalam keadaan tidak baik pada saat ngamen, demam, luka-luka. Kemudian dia membawa anak itu ke Puskesmas Pamulang dan kemudian di rujuk ke Rumah Sakit Koja," tutur Arist. (sus)
Keterkaian yang di alami Iqbal Saputra (IS)dalam psikologinya  akan mengalami  gangguan secara psikologis atau didalam psikologi dikenal dengan istilah Psychological Disorder. Pendekatan dari psychological disorder diantaranya adalah
a.       Psychological Approach
Pendekatan ini terkait dengan pengalaman, emosi dan fikiran.
b.      Biological Approach
Pendekatan ini terkait dengan medical model.
c.       Socialcultural Approcah
Pendekatan ini terkat dengan norma
d.      Biopsychosocial Approach
Pendekatan ini melihat secara keseluruhan.
Dilihat dari perkembangan usia yang sangat dini Iqbal sudah mengalami siksaan dari mantan pacar ibunya ini memungkin iqbal akan mengalama Anxiety Disorder. Anxiety Disorder adalah satu dintara gangguan dari psikologis. Anxiety Disorder adalah gangguan yang meliputi individu terkait dengan kecemasan yang meliputi perasaan takut yang tidak terkontrol dan seimbang. Anxiety disorder dibagi menjadi beberapa gangguan lainnya yaitu :
v  Anxiety Disorder
a.       Panic disorder
Mempunyai ciri-ciri seperti kecemasan yang muncul tiba-tiba, nafas yang pendek di sertai dengan pusing dan berkeringat.
b.      Generalized Anxiety Disorder
Mempunyai ciri-ciri seperti cemas selama 6 bulan, tidak bisa tahu apa yang menjadi penyebab kecemasan yang dialami, mudah lelah, otot tegang, dan sakit perut. Penyebab dari GAD ini dilihat dari biological Karen saraf parasimpatik yang abnormal, sedangkan jika dilihat dari psikologisnya biasanya individu selalu mendapat kritikan yang membuatnya dia down.
c.       Phobia disorder
Gangguan ini adalah ketakutan pada objek atau pada situasi tertentu. Penyebab dari gangguan ini secara biological yaitu perbedaan thalamus, amygdale,cereberal cortex dan serotonin, sedngkan dilihat dari psikilogisnya yaitu ketakutan/kecemasaan yang begitu mendalam bahkan dipelajari sehingga meninmbulkan rasa takut yang berlebiha.
d.      Disorder (OCD)Obssesive Convlusive
Gangguan ini berhubungan dengan pikiran yang menimbulkan kecemasan dan mendorong untuk melakukan berulang-ulang agar rasa cemas itu berkurang. Penyebab dari biologicalnya yaitu gangguan pada frontal cortex dan bangsal ganglia.
e.      Pos- Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Gangguan cemas yang berkembang karena traumatic.

Hal yang sangat mungkin dialamin oleh Iqbal Saputra gangguan pada jenis Pos-Traumatic Disorder. Gangguan ini disebabkan dari pengalaman yang sangat buruk yang dialami oleh individu yang membuat rasa takut yang berlebihan. Gejala yang dialami diantaranya ia selalu mengingat kejadian yang tidak menyenangkan atau flashback, selain itu gangguan yang memungkinkan dialami adalah Phobic disorder. Untuk anak sesusi dini iqbal nantinya akan mengalami rasa ketakutan pada situasi yang berhubungan dengan penderitanya. Trauma dan phobia ini bisa disembuhkan dengan cara terapi pada psikolog dan dibantu dengan ibu kandungnya yang harus selalu membimbing iqbal.
Dan terkait dengan dadang (mantan dari ibunya )emosi dan kekeasalan yang tidak terkontrol membuat ia merencanakan hal yang negative hinggal menyiksa anak dari mantannya yaitu Iqbal Saputra. Menurut saya dadang juga mempunyai gangguan yang terkait dengan psikologisnya yaitu gangguan jenis Personality Disorder. Dimana personality disorder mempunya 2 tipe yaitu anti social disorder dan borderline personality disorder. Hal yang dilakukan dadang sampai tega menyiksa anak dibawah umur berkemungkinan termasuk dalam anti social disorder yang mempunyai cirri-ciri seperti melanggar aturan, sering berbohong, tidak mematuhi hukum yang berlaku, mudah tersinggung, agresif dan tidak memperdulikan keamanan. Contohnya seperti psikopat. Terlihat dari prilaku dadang yang tidak takut pada aturan dan konsekuensi dari apa yang diperbuatnya.
Seperti yang sudah dijelaskan hubungan dari kejadian ini dengan psikologi ialah berkemungkinan gangguan secara psikologis yang akan dialami oleh Iqbal Saputra dan prediksi psikopat yang ada didalam diri dadang sampai tega menyiksa anak dari mantannya yaitu ibu dari Iqbal Saputra.
Sumber :
King, A.L , (2010). The science of psychology. Bostnon: McGraw Hill Profesional
http://www.merdeka.com/


Senin, 24 Maret 2014

Pembunuhan Mia Nuraini terkait Psikologi



Pembunuhan Mia Nuraini Terkait Psikologi

Mia Nuraini, 16 tahun, tewas mengenaskan setelah terkena pukulan menggunakan gir sepeda motor. Pelakunya adalah A, mantan pacar korban yang hingga kini masih menjadi buron kepolisian. Polisi pun sudah berhasil menangkap enam dari delapan pelaku yang diduga menjadi penyebab tewasnya Mia.

Kepala Polsek Cilandak Kompol Sungkono, Kamis, 13 Maret 2014, mengungkapkan bagaimana peristiwa itu terjadi. Berawal dari kisah cinta antara Mia dan A. Hubungan percintaan mereka tidak bertahan lama dan keduanya sepakat untuk putus. Tak lama kemudian, Mia kembali berpacaran dengan laki-laki bernama Soni. Karena masih cinta, A pun cemburu dan menyimpan dendam kepada pasangan tersebut.

A sempat terlibat cekcok dengan Soni karena persoalan asmara tersebut. Saat itu A babak belur karena kalah berkelahi dengan Soni. Dia mengaku dendam dan berniat membalas perkelahian tersebut. Namun dia tidak sendiri, melainkan dibantu oleh rekan-rekannya, yakni Albi Haq, 21 tahun, Indra Rifai (30), NP (16), Yulkiansyah(19), Yeti (19), Putri (20), dan AR.

Aksi balas dendam itu pun dilakukan pada Rabu dinihari, 12 Maret 2014. Saat itu Mia dan Soni sedang melintas di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan. Mereka juga pergi bersama Surya, 16 tahun, dengan menggunakan dua sepeda motor. Tiba-tiba datang rombongan A dengan empat sepeda motor yang langsung memepet dua sepeda motor tersebut.

Aksi kejar-kejaran menggunakan sepeda motor pun terjadi. Namun, saat melintas di Jalan Poncol, Soni dan Mia terjatuh. Penyebabnya karena gir sepeda motor yang digunakan A untuk memukul Soni. Saat itu Soni yang membonceng berhasil menghindar dari sabetan besi bergerigi yang ada di kepalan tangan A.

Namun sialnya, gir yang diayunkan oleh A malah menghantam kepala Mia yang sedang mengendarai sepeda motor. Seketika itu juga sepeda motor terjatuh tepat di depan Terogong Residence. Setelah terjatuh, para pelaku langsung mengejar Soni dan Surya yang sepeda motornya juga jatuh. Keduanya pun diteriaki maling oleh para pelaku hingga akhirnya terjadi penganiayaan menggunakan kayu, stik golf, dan gir motor.



Setelah puas menghajar korban, para pelaku segera pergi meninggalkan tempat kejadian. Menurut warga yang melihat peristiwa itu, aksi penganiayaan berlangsung sekitar 15 menit. Warga pun tak berbuat apa-apa karena tidak mengenali korban maupun pelaku yang dikira merupakan anggota geng motor itu.

Dalam kondisi penuh luka, warga akhirnya membawa ketiga korban ke Rumah Sakit Fatmawati untuk mendapatkan perawatan. Mia mengalami luka paling parah akibat gir sepeda motor milik A. Sekitar pukul 13.00, Mia meninggal dunia. Sedangkan Soni dan Surya masih dalam perawatan di rumah sakit.

Polisi pun langsung memeriksa sejumlah saksi untuk mengusut kasus penganiayaan yang berujung pada tewasnya Mia itu. Warga yang melihat peristiwa itu berhasil membantu polisi mengidentifikasi sepeda motor pelaku sehingga keberadaan mereka bisa dilacak. Tak sampai 24 jam, enam pelaku berhasil ditangkap.

Sedangkan A dan AR hingga saat ini masih buron dan dalam pengejaran polisi. Setelah diperiksa, para pelaku menyatakan penganiayaan dilakukan karena rasa cemburu dan dendam A kepada Mia. Para pelaku pun menyatakan penganiayaan itu sudah direncanakan sejak pekan lalu. Kini para pelaku dijerat Pasal 170 KUHP tentang Penganiayaan dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Menurut pandangan psikologi dalam kejadian ini kecemburuan yang di barengi dengan emosi rasa kesal,marah dan tidak terima yang dirasakana si A ada hubungannya dengan agresifitas dan hilangnya rasa empati didalam diri si A.
Jika rasa empati pada individu sudah tertanam maka individu tersebut dapat melepaskan rasa agresifitas yang negative seperti kasus pembunuhan ini yaitu agresif dalam memiliki seseorang.  Hal yang salah dalam kejadian ini adalah penerapan pola asuh terhadap anak dan lingkungan sosial juga ikut berperan.
Pola asuh yang diterapkan dari orang tua mia yaitu Permissive Parenting. Permissive Parenting ialah pola asuh yang bersifat menuruti kemauan anaknya atau memanjakan. Seperti yang dilihat orang tua mia membebaskan mia pergi dengan siapapun tanpa mengenal lebih dalam teman yang mengajak mia pergi. Kurangnya pengawasan terhadap anak membuat anak berprilaku bebas dan tidak mempunyai aturan.
Sedangkan jika dilihat dari prilaku si A (mantan Mia) ia mempunyai agressivitas yang sangat tinggi untuk bisa memiliki orang lain dan mempunyai emosional yang tinggi. Perilaku yang ia lakukan pada kejadian ini terdiri dari beberapa faktor. Bisa dari faktor lingkungan, dimana terlihat ia bergaul dengan teman-teman yang salah. Teman-teman yang ikut mendukung tindakan negative ini. 
Sumber : 


King, A.L, (2010). The science of psychology. Bostnon: McGraw Hill Profesional
 http://www.merdeka.com/peristiwa/kronologi-mia-gadis-16-tahun-tewas-dihantam-gir-mantan-pacar.html

Minggu, 23 Maret 2014

Kasus Pembunuhan Ade Sara Terkait dengan Psikologi



Kasus Pembunuhan Ade Sara terkait dengan Psikologi                          

Pembunuhan ini bermula dari rasa sakit hati Hafiz terhadap korban. Dia tidak terima korban menghindar darinya setelah putus. Kemudian Hafiz pun menyuruh pacarnya, Asifah memancing korban untuk menemuinya. Asifah diketahui merupakan teman lama korban. 

Asifah mengajak bertemu korban di sebuah kafe di sekitar Gondangdia dengan alasan sudah lama tidak ketemu. Seolah-olah bertemu secara kebetulan, munculah Hafiz. Setelah ketiganya mengobrol, kedua pelaku membujuk Sara bersedia ikut jalan-jalan dengan menggunakan mobil Kia Visto.

Di dalam mobil, kedua pelaku memukul dan menyetrum korban. Tidak puas melakukan perbuatan itu, pelaku menyumpal mulut korban dengan kertas koran. Nahasnya, kertas itu membuat Ade tersedak hingga akhirnya tidak bisa bernafas. Korban pun tewas.

Penyiksaan itu terjadi dalam perjalanan dari wilayah Jakarta selatan menuju Jakarta Timur.  Merasa situasi aman, kedua pelaku akhirnya memutuskan untuk membuang mayat korban  di Tol Bintara, Jakarta Timur.
Menurut berita dari salah satu media cetak setelah hafiz mintai keterangan terkait dengan kejadian pembunuhan ini Hafiz mengatakan “ ia sakit hati dengan Ade Sara karena setelah putus Ade Sara tidak ingin berkomunikasi lagi dengannya, dan maunya walaupun sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi ia tidak harus lost contac” berikut adalah keterangan dari Hafiz. Tidak hanya itu dikabarkan juga Hafiz merasa sakit hati karena ade sara sudah mempunyai kekasih baru dan di tambah lagi asifah yang pacar barunya Hafiz yang cemburu kepada Ade Sara.
Menurut saya dari kejadian ini sangat berpengaruh terhadap Psikologis mereka. Faktor Psikologis yang terjadi pada pembunuhan ini  di duga kurangnya kasih sayang anak di lingkungan rumahnya karena mereka termasuk perkembangan pada tahap remaja yang usia sektir 12-20 tahun.
Padangan saya terhadap Hafiz adalah ia anak yang diduga kurang mendapat perhatian dan kasih sayang didalam lingkungan keluarganya atau lebih tepatnya orang tua. Dan mungkin didalam lingkungan keluarga ia tidak nyaman karena begitu banyak permasalahan dikeluarganya, yang menurut berita ayah hafiz seorang dokter yang di tangkap pihak kepolisian  karena praktek aborsi. Permasalah yang terjadi didalam keluarga memang cenderung anak tidak merasa nyaman dan membuat anak mencari perhatian dilingkungan luar. Jika ia mencari perhatian dilingkungan luar yang positif misalnya mencari lingkungan yang sesuai dengan bakat dan minat anak atau pada psikologi perkembangan yang dikenal “ heredity-environment correlations active” itu mungkin sangat bisa dijadikan contoh, tetapi tidak berlaku untuk Hafiz.
Kurangnya kasih sayang terhadap si pelaku (Hafiz)selaku mantan dari Ade Sara  ada hubungannya dengan tindakan pembunuhan yang dilakukannya, ketika anak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya dan anak merasa nyaman jika berada didekat keluarga lalu dihadapkan dengan masalah remaja (putus cinta) anak tidak akan terpengaruh tetapi jika seorang anak di ruang lingkup keluarga atau dengan orang tua yang tidak memiliki kedekatan secara emosional  dengan istilah “Neglectful Parenting” ketika dihadapkan dengan putus cinta anak tersebut menjadi tidak terkontrol merasa kehilangan perhatian dan didukung dengan emosional yang menjadi tidak stabil dalam kondisi inilah yang mendukung fikiran Hafiz untuk berbuat negative sampai membunuh Ade Sara. Ada beberapa istilah psikologi terkait pola asuh terhadap anak di ruang lingkup keluarga:
a.       Authoritarian Parenting
Dimana apa yang orang tuanya katakana atau yang menjadi keinginannya harus diikutin oleh anaknya
b.      Authoritative Parenting
Didalam ruang lingkup kelurganya orang tua memiliki aturan tersendiri namun masih ada negosiasi pada anak.
c.       Neglectful Parenting
Orang tua mengabaikan anaknya bahkan tidak memiliki kedekatan emosional pada anak.
d.      Permissive Parenting
Orang tua cenderung mengikuti apa yang menjadi kemauan si anak (memanjakan).

Lalu dilihat dari pelaku berikutnya yaitu Asifa (pacar dari Hafiz), menurut info dari teman-temannya Asifa adalah anak yang mudah terpancing emosi, jika marah ia mengeluarkan kata-kata yang kasar bahkan bermain fisik dengan menyakiti orang lain. Karatekter tersebut terbukti dengan kasus ia membunuh temannya Ade Sara dikarenakan faktor cemburu. Sebagaimana emosi yang berarti perasaan/pengaruh yang dapat melibatkan ketidaksadaran pengalaman, ekspresi dalam prilaku. Bagian dari emosi adalah temperament yaitu gaya perilaku individu dan karakeristik individu dalam suatu hal. Tokoh Psikologi yang terkait dalam teori emosi adalah James-Lange dengan dilihat dari prilaku individu apabila ada serkor anjing yang hanya berdiam diri individu lari gara-gara lari individu menjadi takut. Individu berfikir anjing tersebut akan mengejarnya. Teori ini mempunyai rumus yaitu Stimulus-Physiological state-emotion.  Kecemburuan yang ada dengan dibarengi oleh emosi menjadikan pikirian tidak logis seperti yang dilakukan Asifa. Ada beberapa faktor dari emosi individu yang negative yaitu :
a.       Tontonan
Faktor ini menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap diri individu. Misalnya seorang anak A diberi tontonan yang bersifat lembut dan anak B diberi tontonan yang bersifat emosional negative, beberapa jam setelah menonton prilaku anak akan terihat jelas berbeda. Anak A akan cenderung bersifat lembut seperti apa yang ditontonnya sedangkan anak B akan menjadi anak yang lebih emosional bahkan berkemungkinan bisa menjadi kasar. Sikap meniru ini dikenal dengan istilah modeling.
b.      Lingkungan keluarga.
Apabila individu berada didalam lingkungan keluarga dengan orang tua yang lebih sering ribut ini akan mempengaruhi diri anaknya.

Kejadian ini dilandasi dengan emosi yang menghasilkan fikiran yang tidak logis. Dengan membunuh orang lain karena rasa cinta yang tidak terbalas dan kecemburuan yangdirasa
Berikut yang sudah dijelaskan dari sudut pandang psikologi terkait dengan kejadian ini.

Sumber :
King, A.L, (2010). The science of psychology. Bostnon: McGraw Hill Profesional
John W. Santrock, (2013). Life-span development. Texas: MCGraw Hill International Edition