SEXSUAL ABUSE
Kekerasan
seksual sangat rentan sekali dialami oleh early childhood diusia 2-6 tahun yang
duduk disekolah taman kanak-kanak. Kekerasan seksual yang sangat rentan yang
saat ini adalah anak-anak pada masa early childhood ini sering menjadi korban
dari individu yang menderiti pedofilia. Pedofilia adalah kelainan seksual untuk
mendapatkan kepuasan seksualnya dengan individu yang jauh lebih muda usianya,
seorang pedofilia ini dia sangat merasa nyaman melakukan kepuasan seksual pada
anak yang jauh lebih muda dari pada dengan yang seumurunnya. Pada sumber
seorang psikologi keluarga seorang pedofilia jika diperiksa pada MRI terlihat
kerusakan otak dibagian kanan diatas alis mata.
Pada berita
dimedia dibulan-bulan sudah banyak kejadian seksual abuse yang terjadi seperti
salah satunya seksual abuse terjadi disekolah berstandar International di Taman
Kanak-Kanak yang mengundang banyak korban kekerasan seksual dan baru terungkap
serta dibahas pada akhir-akhir ini. Kekerasan tersebut langsung terjadi didalam
toilet sekolah yang dilakukan oleh seorang office boy and girl dari sekolah
tersebut dengan siswa yang menjadi korban.
Setelah di
intograsi oleh pihak yang berwajib tersangka dari kasus ini ternyata pada masa
kecilnya juga mengalami hal yang sama yaitu pelecehan seksual. Jadi pada
seorang pedofilian ini diduga individu menjadi pedofilia karena pada masa
lalunya ia diduga menjadi korban pelecehan seksual juga, jika ini tidak segera
dihentikan masalah seksual abuse ini akan menjadi sebuah rantai panjang.
Kekerasan yang dilakukan di sekolah taman kanak-kanak bertsandart international
ini dilakukan tidak hanya sekali tetapi berkali-kali informasi ini didapat dari
orang tua korban.
Mengenai tentang
korban yang masih berusia kurang lebih 5 tahun ini ibu dari korban memberikan
informasi dan melihat keanehan dari korban yang disebut X. X ini setiap tidur
malamnya selalu mengigau dengan menyebutkan “jangan siksa aku, help me” kurang
lebih seperti itu, selain mengigau pada saat tidur si X juga sempat mengeluh
sakit pada kelaminnya dan pada bagian anal. Ibu dari korban sudah mulai merasa
ada hal yang tidak beres dari anaknya dan lalu berinisiatif mengajak anaknya
berlibur. Pada saat itulah dengan ditanya oleh ibu korban si X sudah mulai
menceritakan semua yang terjadi.
Terkait dengan
Psikologis si X akibat dari seksual abuse tersebut si X akan mempunyai gangguan
yang dikenal denga Post Traumathic Stress Disorder (PTSD), gangguan ini terkait
dengan rasa takut yang sangat berlebihan yang diakibatkan dengan kejadian yang
sangat tidak diinginkan. Dari informasi ibu korban si X sekarang menjadi takut
dengan warna ping karena saat kekerasan seksual berlangsung si tersangka diduga
menggunakan alat kontrasepsi yang bewarna ping dan tidak mau memakai celana
dalam, serta yang lebih membuat hati ibunya miris ialah si X terkadang lari ke
lemari dan menangis. Trauma yang di alami si X ini bisa hilang namun dalam
jangka waktu yang tidak sebentar dibutuhkan waktu 3-5 tahun dilakukan
penyembuhan psikologisnya, disamping dengan terpai tersebut peran orang tua
juga sangant penting untuk membantu kesembuhan si X, misalnya seperti
memberikan pelukan kepada si X dengan memberikan peluka mengartikan memberikan
rasa aman kepada si X.
Kejadian ini
dirasa kurang berperannya guru dikelas dan kurnagnyannya perhatian guru dikelas
kepada murid-muridnya. Karena sekolah merupakan saran pendidikan, rumah kedua
bagi siswa dan merupakan tempat kepercayaan dari orang tua siswa agar anaknya
bisa mendapat pengetahuan yang baik.
Untuk dapat
mengurangi seksual abuse yang terjadi pada perkembangan early childhood orang
tua bisa berperan aktif untuk memberikan pelajaran tentang seksual sedini mungkin
pada batasan yang wajar. Berusaha selalu untuk memonitoring aktivitas anak
diluar rumah pada tahap yang wajar.
sumber :John W. Santrock. (2014). life span development. McGraw-Hill International Edition
Media elektronik