Rabu, 07 Mei 2014

SEXSUAL ABUSE



SEXSUAL ABUSE
Kekerasan seksual sangat rentan sekali dialami oleh early childhood diusia 2-6 tahun yang duduk disekolah taman kanak-kanak. Kekerasan seksual yang sangat rentan yang saat ini adalah anak-anak pada masa early childhood ini sering menjadi korban dari individu yang menderiti pedofilia. Pedofilia adalah kelainan seksual untuk mendapatkan kepuasan seksualnya dengan individu yang jauh lebih muda usianya, seorang pedofilia ini dia sangat merasa nyaman melakukan kepuasan seksual pada anak yang jauh lebih muda dari pada dengan yang seumurunnya. Pada sumber seorang psikologi keluarga seorang pedofilia jika diperiksa pada MRI terlihat kerusakan otak dibagian kanan diatas alis mata.  
Pada berita dimedia dibulan-bulan sudah banyak kejadian seksual abuse yang terjadi seperti salah satunya seksual abuse terjadi disekolah berstandar International di Taman Kanak-Kanak yang mengundang banyak korban kekerasan seksual dan baru terungkap serta dibahas pada akhir-akhir ini. Kekerasan tersebut langsung terjadi didalam toilet sekolah yang dilakukan oleh seorang office boy and girl dari sekolah tersebut dengan siswa yang menjadi korban.
Setelah di intograsi oleh pihak yang berwajib tersangka dari kasus ini ternyata pada masa kecilnya juga mengalami hal yang sama yaitu pelecehan seksual. Jadi pada seorang pedofilian ini diduga individu menjadi pedofilia karena pada masa lalunya ia diduga menjadi korban pelecehan seksual juga, jika ini tidak segera dihentikan masalah seksual abuse ini akan menjadi sebuah rantai panjang. Kekerasan yang dilakukan di sekolah taman kanak-kanak bertsandart international ini dilakukan tidak hanya sekali tetapi berkali-kali informasi ini didapat dari orang tua korban.
Mengenai tentang korban yang masih berusia kurang lebih 5 tahun ini ibu dari korban memberikan informasi dan melihat keanehan dari korban yang disebut X. X ini setiap tidur malamnya selalu mengigau dengan menyebutkan “jangan siksa aku, help me” kurang lebih seperti itu, selain mengigau pada saat tidur si X juga sempat mengeluh sakit pada kelaminnya dan pada bagian anal. Ibu dari korban sudah mulai merasa ada hal yang tidak beres dari anaknya dan lalu berinisiatif mengajak anaknya berlibur. Pada saat itulah dengan ditanya oleh ibu korban si X sudah mulai menceritakan semua yang terjadi.
Terkait dengan Psikologis si X akibat dari seksual abuse tersebut si X akan mempunyai gangguan yang dikenal denga Post Traumathic Stress Disorder (PTSD), gangguan ini terkait dengan rasa takut yang sangat berlebihan yang diakibatkan dengan kejadian yang sangat tidak diinginkan. Dari informasi ibu korban si X sekarang menjadi takut dengan warna ping karena saat kekerasan seksual berlangsung si tersangka diduga menggunakan alat kontrasepsi yang bewarna ping dan tidak mau memakai celana dalam, serta yang lebih membuat hati ibunya miris ialah si X terkadang lari ke lemari dan menangis. Trauma yang di alami si X ini bisa hilang namun dalam jangka waktu yang tidak sebentar dibutuhkan waktu 3-5 tahun dilakukan penyembuhan psikologisnya, disamping dengan terpai tersebut peran orang tua juga sangant penting untuk membantu kesembuhan si X, misalnya seperti memberikan pelukan kepada si X dengan memberikan peluka mengartikan memberikan rasa aman kepada si X. 
Kejadian ini dirasa kurang berperannya guru dikelas dan kurnagnyannya perhatian guru dikelas kepada murid-muridnya. Karena sekolah merupakan saran pendidikan, rumah kedua bagi siswa dan merupakan tempat kepercayaan dari orang tua siswa agar anaknya bisa mendapat pengetahuan yang baik.
Untuk dapat mengurangi seksual abuse yang terjadi pada perkembangan early childhood orang tua bisa berperan aktif untuk memberikan pelajaran tentang seksual sedini mungkin pada batasan yang wajar. Berusaha selalu untuk memonitoring aktivitas anak diluar rumah pada tahap yang wajar. 
sumber :
John W. Santrock. (2014). life span development. McGraw-Hill International Edition
Media elektronik